Tuesday, March 10, 2009

Apa itu Hepaptitis-Vaksin dan Pencegahannya

HEPATITIS

Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ). Hepatitis A Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A. Hepatitis B Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia. Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual. Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.Hepatitis D Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. Hepatitis E Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces. Hepatitis F Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.Hepatitis G Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik. Semoga pengetahuan ini bisa berguna bagi Anda dan dapat Anda teruskan kepada saudara ataupun teman Anda.Mencegah Kanker HatiKANKER hati merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia. Kanker ini dihubungkan dengan infeksi Hepatitis B atau Hepatitis C. Artinya pada umumnya penderita kanker hati pernah terinfeksi Hepatitis B atau C. Penyakit Hepatitis B dan Hepatitis C sering dialami penduduk Indonesia. Kedua penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh. Virus Hepatitis B dan Hepatitis C dapat ditularkan melalui hubungan seksual, jarum suntik, dan transfusi darah. Pada umumnya dewasa ini di negeri kita transfusi darah sudah aman, darah yang akan diberikan diskrining Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV. Dengan demikian kemungkinan penularan Hepatitis dan HIV melalui transfusi darah sudah menjadi kecil. Gejala penyakit Hepatitis, virus biasanya dimulai dengan demam, pegal otot, mual, mata menjadi kuning, dan air seni berwarna kemerahan seperti air teh. Namun, tidak semua orang mengalami gejala seperti itu. Gejala Hepatitis C biasanya lebih ringan dibandingkan dengan Hepatitis A atau B. Setelah terserang Hepatitis A pada umumnya penderita sembuh secara sempurna, tidak ada yang menjadi kronik. Hepatitis B juga sebagian besar akan sembuh dengan baik dan hanya sekitar 5-10 persen yang akan menjadi kronik. Bila hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita hepatitis B kronik ini akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Pada Hepatitis C penderita yang menjadi kronik jauh lebih banyak. Sebagian penderita Hepatitis C kronik akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Hanya sebagian kecil saja penderita Hepatitis B yang berkembang menjadi kanker hati. Begitu pula pada penderita Hepatitis C hanya sebagian yang menjadi kanker hati. Biasanya diperlukan waktu 17 sampai dengan 20 tahun seorang yang menderita Hepatitis C untuk berkembang menjadi sirosis hati atau kanker hati. Sekarang memang ada obat baru untuk Hepatitis B yang disebut lamivudin. Obat ini berupa tablet yang dimakan sekali sehari. Sedangkan jika diperlukan pengobatan untuk Hepatitis C tersedia obat Interferon (suntikan) dan Ribavirin (kapsul). Namun penggunaan obat-obat tersebut memerlukan pengawasan dokter. Hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan anti HBs positif berarti Anda pernah terinfeksi virus Hepatitis B, namun virus tersebut sudah tidak ada lagi dalam darah Anda (HbsAg negatif). Itu bahkan menunjukkan bahwa Anda sekarang sudah mempunyai kekebalan terhadap Hepatitis B (anti HBs positif). Karena itu selama kadar antibodi anti HBs Anda tinggi, maka Anda tak perlu lagi divaksinasi. Imunisasi Hepatitis B dapat dimulai sejak bayi. Anti HCV negatif artinya Anda belum pernah terinfeksi Hepatitis C. Sampai sekarang ini belum ada vaksin untuk Hepatitis C sehingga Anda dianjurkan agar berhati-hati sehingga tidak tertular Hepatitis C. Jadi hindari kontak dengan cairan tubuh orang lain. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hati adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Ini telah dibuktikan di banyak negara. Ternyata, negara-negara yang mempunyai program imunisasi Hepatitis B yang baik kekerapan kanker hati menurun dengan nyata. Mudah-mudahan masyarakat kitapun peduli terhadap imunisasi Hepatitis B ini.
http://www.infeksi.com/articles.php

Monday, March 9, 2009

Base

Pengalaman ketika anak saya sering sakit, saya belum tahu apa2.. setelah ke dokter dinyatakan bahwa anak saya terkena Rubella, katanya Campak Jerman.. saya sempat panik mendengarnya, apalagi mendengar kata Jerman itu, saya langsung lemes, takut penyakit itu sama dengan Virus2 luar yg banyak sangat berbahaya, apalagi saya sangat awam dengan yang namanya nama-nama penyakit. Saya sempat membayangkan hal hal jelek yg dapat terjadi kepada anak perempuan saya, tapi Dr. bilang, hal ini bisa terjadi karena anak saya belum di Vaksin Rubella..

VAKSIN-WHAT,WHY,WHEN,HOW?

Apa Itu Vaksinasi?

Vaksinasi, atau imunisasi, adalah suntikan yang merangsang ketahanan tubuh kita terhadap infeksi tertentu. Misalnya, sebagian besar orang diimunisasi terhadap beberapa infeksi waktu bayi. Dibutuhkan beberapa minggu setelah disuntik sehingga sistem kekebalan tubuh bereaksi pada vaksin yang disuntikkan.

Sebagian besar vaksin dipakai untuk mencegah infeksi. Tetapi, beberapa yang lain membantu tubuh kita untuk melawan infeksi yang sudah ada. Vaksin ini disebut ‘vaksin terapeutik.’ Ada beberapa vaksin terapeutik sedang diteliti dan diuji coba terhadap HIV.

Vaksin ‘hidup’ memakai bentuk kuman yang dilemahkan. Vaksin jenis ini dapat menimbulkan penyakit yang ringan, kemudian sistem kekebalan mengambil alih untuk mencegah terhadap penyakit yang parah. Vaksin lain yang ‘dinonaktifkan’ (inactivated) tidak memakai kuman yang hidup. Dengan vaksin jenis ini, kita tidak mengalami penyakit, tetapi tubuh kita masih dapat membentuk keamanannya.

Vaksin dapat menimbulkan efek samping. Dengan vaksin hidup, kita mungkin mengalami penyakit yang ringan. Dengan vaksin yang dinonaktifkan, kita mungkin mengalami kesakitan, kemerahan, dan bengkak di tempat yang disuntik. Kita juga mungkin merasa lemas, kelelahan, atau mual selama waktu yang singkat।


Vaksinasi Apakah Disarankan?

Saat ini di Indonesia, belum ada pedoman khusus mengenai vaksinasi untuk Odha dewasa. Yang berikut berdasarkan pedoman di AS dan pedoman Indonesia umum untuk orang dewasa. Sebaiknya dibahas dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi apa pun.

Pneumonia: Risiko penumonia pneumokokal jauh lebih tinggi untuk Odha. Vaksin membutuhkan 2-3 minggu untuk menjadi efektif. Perlindungan bertahan lima tahun untuk Odha.

Hepatitis: Lihat Lembaran Informasi (LI) 505. Hepatitis disebabkan oleh berbagai macam virus. Ada vaksin terhadap hepatitis A dan B. Hepatitis A biasanya bukan masalah, tetapi dapat lebih gawat untuk orang dengan hati yang lemah, termasuk orang dengan hepatitis B atau C. Dua suntikan vaksin hepatitis A melindungi selama 20 tahun.

Hepatitis B dapat menyebabkan penyakit gawat. Bila kita pernah terpajan hepatitis B, kita sudah mempunyai kebal. Bila kita belum terpajan hepatitis B, sebaiknya kita mendapatkan vaksinasi. Seri tiga suntikan vakinasi hepatitis B seharusnya melindungi kita lebih dari sepuluh tahun. Pria yang berhubungan seks dengan pria dan pengguna narkoba suntikan (penasun) lebih berisiko terinfeksi hepatitis A atau B.

Flu: Vaksin flu harus diperbarui setiap tahun, berdasarkan tipe flu yang paling aktif saat itu. Flu dapat berkembang menjadi pneumonia. Beberapa vaksin flu dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang yang mempunyai alergi terhadap telur. Walaupun tidak umum dilakukan di Indonesia, Depkes mengusulkan vaksinasi terhadap flu setiap tahun untuk semua orang, terutama untuk jemaah haji.

Tetanus dan Difteri:Tetanus adalah penyakit gawat disebabkan oleh bakteri yang umum. Infeksi tetanus dapat terjadi melalui luka pada kulit. Tetanus tidak menular dari orang-ke-orang. Para penasun lebih berisiko terhadap tetanus.

Difteri juga adalah penyakit bakteri. Infeksi ini dapat menular dari orang-ke-orang, dan rawan pada tunawisma. Vaksin terhadap diteri selalu digabungkan dengan vaksin tetanus.

Vaksin tetanus dan difteri (bersama dengan vakin lain terhadap petusis) biasanya diberikan pada anak sebagai seri tiga suntikan. Satu suntikan ulang diberikan setiap sepuluh tahun. Odha sebaiknya jangan divaksinasi lebih dari sering daripada setiap sepuluh tahun, atau lima tahun bila cedera, untuk menghindari reaksi setempat yang dapat sakit. Suntikan ini dapat menyebabkan pembengkakan yang bertahan beberapa minggu.

Campak, Gondong dan Rubela: Ketiga penyakit ini disebabkan oleh virus. Infeksinya sangat menular, dan disebarkan melalui batuk dan bersin. Anak seharusnya divaksinasi terhadap penyakit ini dengan suntikan yang disebut sebagai ‘MMR’. Vaksin ini biasanya memberi perlindungan seumur hidup. Bila belum divaksinasi pada masa kanak-kanak, Odha sebaiknya divaksinasi, asal CD4-nya di atas 200 (MMR adalah vaksin hidup).

Tifoid: Demam tifoid (‘tifus’) disebabkan oleh bakteri, dan dapat menjadi gawat. Depkes mengusulkan semua orang Indonesia divaksinasi terhadap tifoid setiap tiga tahun. Vaksinasi tidak berisiko untuk Odha asal tidak dipakai vaksin hidup. Vaksin ini hampir tidak menimbulkan efek samping, tetapi kadang kala ada sedikit rasa sakit pada bekas suntikan yang akan segera hilang.

Meningitis: Dalam beberapa tahun terakhir terjadi beberapa jangkitan meningitis meningokokus. Odha berisiko lebih tinggi mengembangkan meningitis bila terpajan.

Polio: Vaksin yang dipakai secara baku di Indonesia adalah vaksin oral yang dilemahkan (OPV). Kebijakan Depkes adalah agar vaksin ini diberi pada semua bayi, termasuk yang terlahir oleh ibu HIV-positif, karena risiko lebih rendah dibandingkan manfaat.

Odha Wisatawan

Odha yang berwisata ke luar negeri sebaiknya divaksinasi terhadap hepatitis A dan B.

Ada peraturan internasional atau nasional yang mengharuskan wisatawan melakukan vaksinasi. Asal vaksin tidak hidup, biasanya ini tidak masalah, kecuali yang dibahas di atas. Vaksinasi untuk demam kuning (yellow fever) hidup, tetapi tampaknya aman untuk Odha dengan CD4 di atas 200.

Sebagai alternatif divaksinasi dengan vaksin hidup, kita sebaiknya minta pernyataan dokter yang menjelaskan bahwa kita mempunyai alasan medis untuk tidak diberikan vaksinasi tersebut। Surat tersebut diterima oleh yang berkuasa di sebagian besar negara.

http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=660



My Profile